Hadits tentang Ahlak – Arab, Latin dan Keutamaannya
hadits tentang Ahlak – Assalamualaikum para pembaca setia Lecturerspintar.com, semoga selalu dalam lindungan Allah SWT. Nah, pada artikel kali ini kita akan membahas hadits tentang ahlak secara bersama-sama. Pembahasan selengkapnya dapat dilihat di bawah ini.

definisi moralitas
Moralitas adalah tingkah laku seseorang yang didorong oleh keinginan sadar untuk melakukan suatu perbuatan, baik perbuatan itu baik maupun buruk.
Dan untuk menentukan baik atau buruknya akhlak seseorang harus diukur dengan Al Qur’an dan Hadits, karena seperti yang telah kita ketahui, ajaran Islam tersebut merupakan ajaran lengkap yang mengatur segala bidang kehidupan kita.
Begitu pula dengan akhlak yang parameternya jelas yaitu Al Quran dan Assunnah, lihat di bawah ini ayat dan hadits yang berkaitan dengan akhlak.
10 hadits tentang akhlak dan penjelasannya
Berikut ini adalah berbagai hadits yang berkaitan dengan akhlak dan penjelasannya.
hadits 1
إِنَّ saya أَحِبِّكُمْ إِلَيَّ وَأَقْرَبِكُمْ مِنِّي مَجْلِسًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَحْسَنُكُمْ أَخْلَاقًا
Itu berarti: “Sesungguhnya di antara orang-orang yang paling aku cintai dan yang paling dekat denganku di hari kiamat nanti orang yang paling baik secara moral.” [HR. Tirmidzi]
Penjelasan: Inilah salah satu fadhilah atau keutamaan ketika kita memiliki akhlak yang baik dan ini merupakan keuntungan yang sangat besar, bayangkan… kita disayang oleh manusia yang hebat ini dan di hari kiamat kita akan mendapatkan keutamaan yang lain yaitu dekat dengan nabi .
Dekat dengan Nabi di hari kiamat berarti kita dijauhkan dari Neraka dan mudah masuk Surga, keutamaan apa lagi yang lebih besar dari ini?
hadits 2
أَنَا زَعِيمٌ بِبَيْتٍ فِي رَبَضِ الْجَنَّةِ لِمَنْ تَرَكَ الْمِرَاءَ وَإِنْ كَانَ مُحِقًّا وَبِبَيْتٍ فِي وَسَطِ الْجَنَّةِ لِمَنْ تَرَكَ الْكَذِبَ وَإِنْ كَانَ مَازِحًا وَبِبَيْتٍ فِي أَعْلَى الْجَنَّةِ لِمَنْ حَسَّنَ خُلُقَهُ
Itu berarti: “Aku penjamin rumah di sekeliling taman (surga) bagi orang yang meninggalkan perdebatan padahal dia benar, penjamin rumah di tengah surga bagi orang yang meninggalkan dusta meskipun dia juga sedang bercanda. menjadi penjamin rumah di surga di atas bagi orang-orang yang berakhlak baik.” [HR. Abu Dawud]
Penjelasan: Berkaitan dengan hadits ketiga di atas bahwa nabi akan menjamin kita mendapatkan rumah di surga yang paling tinggi artinya derajat kita di surga akan tinggi syaratnya kita harus berakhlak mulia,
hadits 3
أَكْمَلُ الْمُؤْمِنِينَ إِيمَانًا أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا
Itu berarti: “Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah orang yang mengamalkannya moral terbaik.” [HR. Abu Daud no. 4682 dan Ibnu Majah no. 1162.]
Penjelasan: Keimanan kepada Islam adalah sesuatu yang harus kita jaga dan pelihara dalam hati agar kita selalu kuat dan tenteram menghadapi apapun yang diwahyukan dan dijelaskan, baik melalui Al Quran maupun Assunnah, dan akhlak baik yang dimiliki seseorang adalah salah satunya. tanda-tanda iman yang sempurna.
hadits tentang akhlak4
عَنْ عَبْدِ Allah بْنِ عَمْرٍو رَضِيَ Allah عَنْهُمَا عَنْ النَّبِيِّ صَلَى Allah عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الْمُسْلِمُ saya سَلِمَ الْمُسْلِمُونَ saya لِسَانِهِ وَيَدِهِ وَالْمُهَاجِرُ saya هَجَرَ saya نَهَى Allah عَنْهُ
Itu berarti: “Muslim yang baik adalah orang yang selamat dari gangguan perkataan dan tangannya, dan orang yang berhijrah (termasuk emigran) adalah orang yang meninggalkan apa yang diharamkan Allah.” [HR. Bukhari]
Penjelasan: Orang yang berakhlak mulia akan menjaga tangan dan mulutnya dari menyakiti dan mengganggu orang lain. Jadi jika kita masih sering memfitnah, berbohong, dan saling berkelahi, itu adalah cerminan dari akhlak kita yang buruk.
hadits tentang akhlak5
قال رسولُ Tuhan memberkati –صلى Tuhan عليه dan– :”إِنَّ لِكُلِّ دِيْنِ خُلُقًا وَخُلُقُ الإسلامَ الْحَيَاءُ
Itu berarti: Dari Anas bin Malik radhiallahu anhu ia berkata: Nabi Shallallahu alaihi war sallam bersabda: “Sesungguhnya setiap agama ada akhlaknya, dan Moralitas Islam adalah rasa malu.” [HR. Ibnu Majah]
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ Allah صَلَى Allah عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْإِيمَانُ بِضْعٌ وَسَبْعُونَ أَوْ بِضْعٌ وَسِتُّونَ شُعْبَةً فَأَفْضَلُهَا قَوْلُ لَا إِلَهَ إِلَّا Allah وَأَدْنَاهَا إِمَاطَةُ الْأَذَى عَنْ الطَّرِيقِ وَالْحَيَاءُ شُعْبَةٌ saya الْإِيمَانِ (مسلم
Dikatakan oleh Abu Hurairah radhiallahu anhu, Rasulullah sollallahu alaihi was sallam: “Iman itu ada lebih dari 70 atau 60 cabang, cabang iman yang paling tinggi berbunyi ‘Laa ilaha illallaah’ dan yang paling rendah adalah menyingkirkan gangguan dari jalan, dan Malu adalah bagian dari keyakinan.” [HR. Muslim]
Penjelasan: Kedua hadits di atas menjelaskan bahwa rasa malu seorang muslim adalah salah satu akhlak Islam dan selain itu rasa malu juga merupakan bagian dari cabang iman.
Pertanyaannya, “Malu yang seperti apakah akhlak mulia itu?” Malu disini adalah ketika kita malu kepada Allah ketika kita membangkang, dan malu terhadap orang ketika kita membangkang, dalam artian kita jika kita melakukan kemaksiatan, maka akan tetap terjaga. sebagai rahasia yang tidak boleh diketahui oleh siapapun.
hadits tentang achlakul karimah 6
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ Allah صَلَى Allah عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَكْمَلُ الْمُؤْمِنِينَ إِيمَانًا أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا وَخِيَارُكُمْ خِيَارُكُمْ لِنِسَائِهِمْ خُلُقًا
Itu berarti: “Pengikut yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya. Yang terbaik di antara kamu adalah moral terbaik untuk pasangannya.” [HR. At Tirmidzi]
Penjelasan: Seperti dalam hadits di atas, kesempurnaan iman adalah berakhlak mulia dan Nabi kita (sallallahu alaihi wassalam) membocorkan bahwa orang yang berakhlak paling baik adalah orang yang baik hati kepada istri atau suaminya .
Seperti yang kita tahu kita hidup bersama pasangan kita dalam waktu yang lama dan ini akan memunculkan sifat asli kita, berbeda ketika kita berkarakter dengan teman atau kerabat kita karena pertemuan kita dengan kerabat ini tidak bersifat jangka panjang sehingga kita dapat bertemu dapat meningkatkan moral kita. .
Berbeda dengan pasangan kita, apa yang kita lakukan adalah cerminan dari akhlak kita yang sebenarnya, jika kita beretika kepada pasangan kita maka itulah akhlak kita yang sebenarnya, jika akhlak kita baik kepada pasangan kita maka kita termasuk orang yang berakhlak mulia.
7. Hadits
إِنَّ الرِّفْقَ لَا يَكُونُ فِي شَيْءٍ إِلَّا زَانَهُ وَلَا يُنْزَعُ saya شَيْءٍ إِلَّا شَانَهُ
Itu berarti: “Sesungguhnya kelembutan itu tidak ada pada apapun kecuali untuk memperindahnya, dan tidak dijauhkan dari apapun kecuali memperburuknya.” [HR. Muslim]
Penjelasan: Lembut adalah akhlak yang mulia, baik itu lembut dengan orang atau hewan, lemah lembut disini artinya kita tidak kasar, baik itu dalam ucapan maupun perilaku.
Hadits tentang akhlak 8
إِنَّ الْمُؤْمِنَ لَيُدْرِكُ بِحُسْنِ خُلُقِهِ دَرَجَةَ الصَّائِمِ الْقَائِمِ
Itu berarti: “Sesungguhnya seorang mukmin dapat mencapai derajat orang yang tekun berpuasa dan shalat dengan akal moral yang baik.” [HR. Ahmad no. 25013 dan Abu Dawud no. 4165. Dinilai shahih oleh Al-Albani dalam Shahih At-Targhib wa At-Tarhiib no. 2643.]
Penjelasan: Alangkah baiknya dan beruntungnya orang yang diberi Taufiq dan hidayah dari Allah Subhana hu wataala untuk mengamalkan puasa dan shalat sunnah tapi jangan khawatir jika kita belum bisa mengamalkan amalan sunnah secara rutin kita masih bisa meraih derajatnya.
Yakni dengan memiliki akhlak yang mulia, apalagi jika kita juga memiliki akhlak yang mulia disertai dengan rajin berpuasa dan rajin shalat, maka itulah salah satu kebaikan besar yang diberikan Allah swt kepada kita.
hadits 9
سُئِلَ رَسُولُ Allah –صلى Tuhan عليه dan– عَنْ أَكْثَرِ saya يُدْخِلُ النَّاسَ الْجَنَّةَ فَقَالَ « تَقْوَى Allah وَحُسْنُ الْخُلُقِ ». وَسُئِلَ عَنْ أَكْثَرِ saya يُدْخِلُ النَّاسَ النَّارَ فَقَالَ « الْفَمُ وَالْفَرْجُ
Itu berarti: “Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam sering ditanya tentang hal-hal yang membawa seseorang ke surga, beliau menjawab: “Bertakwalah kepada Allah dan berakhlak baik.” Juga, ketika ditanya tentang hal-hal yang membawa banyak orang ke neraka, dia menjawab, “Hal-hal yang disebabkan oleh mulut dan kemaluan.” [HR. Tirmidzi no. 2004 dan Ibnu Majah no. 4246].
Penjelasan: Taqwa meninggalkan apapun yang dilarang dan mengamalkan apapun yang ditetapkan sesuai dengan petunjuk dan cara yang dicontohkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam. Dengan bekal taqwa, kita akan mudah menerapkan akhlak yang baik dalam kehidupan sehari-hari.
Hal ini menandakan bahwa akhlak yang baik saja tidak akan membawa kita ke surga tanpa taqwa, keduanya harus berjalan beriringan, artinya sebaik apapun akhlak seorang muslim, dia tidak shalat atau menunaikan kewajiban amal, maka akhlaknya tidak bisa. membawanya ke surga.
10. Hadits
اتَّقِ Allah حَيْثُمَا كُنْتَ وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ
Itu berarti: “Bertakwalah kepada Allah dimanapun kamu berada. Ikutilah keburukan dengan kebaikan, niscaya akan menghapus keburukan dan bergaul dengan orang yang berakhlak baik.” [HR. Tirmidzi no. 1987 dan Ahmad 5/153].
Penjelasan: Sama seperti hadits pertama di atas, taqwa lebih penting daripada akhlak di satu sisi. Kemudian jika kita melakukan kesalahan atau dosa maka kesalahan itu akan dihapus oleh ALLAH Azza wa jalla jika kita mengikutinya dengan beramal tapi syaratnya bukan kesalahan atau dosa besar karena jika kita melakukan dosa besar memang harus menyesal nashuha.
Di akhir hadits ini kita diperintahkan untuk berurusan dengan orang dan memperlakukan orang lain dengan akhlak yang baik. Dibawah ini akan kami tuliskan apa itu akhlak yang baik menurut islam.
Sekian artikel yang membahas hadits tentang Ahlak. Semoga artikel ini dapat membantu kita semua untuk menjadi lebih baik dalam berakhlak sunnah.
Baca juga: