Al-Karim Artinya – Makna, dan Tulisan Arabnya
Arti Al-Karim – Assalamualaikum wr wb sahabat setia Dosenpintar.com Pada kesempatan kali ini penulis akan membagikan sebuah artikel, kali ini khusus membahas tentang pengertian Al Karim. Pembahasan terlengkap bisa Anda lihat di bawah ini.

Pengertian Al Karim
Secara bahasa, Al Karim berarti yang paling terhormat, paling baik hati atau paling murah hati. Secara istilah, al-karim berarti bahwa Allah SWT adalah yang maha mulia, maha penyayang, pemberi rahmat atau rezeki kepada semua makhluk-Nya. Bisa juga diartikan sebagai zat yang memiliki banyak kebaikan, paling dermawan, memberi nikmat dan kebajikan baik diminta maupun tidak. Hal ini sesuai dengan perkataannya:
QS Al-Infitar: ke-6
يَا أَيُّهَا الإنْسَانُ مَا غَرَّكَ بِرَبِّكَ الْكَرِيمِ
Artinya: “Wahai manusia, apa yang telah menipu kamu
(mendurhakai) Tuhanmu, Yang Maha Pemurah?
Arti Al-Karim
Al Karim adalah orang yang banyak memberi dan berbuat kebaikan tanpa diminta. Berbeda dengan As-Sakhiy (dermawan) yang suka memberi karena diminta.
Atas dasar ini, Allah memberikan nama-Nya kepada Al-Karim, bukan As-Sakhiy.
Ada pendapat lain yang menyatakan bahwa al-Karim artinya memaafkan jika dapat membalas; jika dijanjikan, dia menepati; dan bila ada, itu melampaui apa yang diharapkan, tidak peduli berapa banyak dan kepada siapa itu diberikan.
Jika orang lain dibutuhkan, mereka belum siap. Dia tidak menyia-nyiakan orang mencari perlindungan atau menyerah padanya, dan dia cukup mediator dan pembela lainnya untuk orang itu. Tidak ada yang memiliki sifat-sifat ini kecuali Allah SWT.
Pentingnya Memahami Al-Karim
Al-Azhari Rahimahullah mengartikannya sebagai berikut: “Al-Karîm adalah salah satu sifat Allah Azza wa Jalla dan Nama-Nya. Maknanya adalah zat yang memiliki banyak kebaikan, sangat dermawan, memberi nikmat dan kebajikan.
al-Karîm adalah nama yang mencakup semua kualitas terpuji. Allah Azza wa Jalla adalah al-Karîm (Maha Suci) yang sangat terpuji dalam segala firman-Nya.
Ibnu Manzur Rahimahullah menyatakan: “Al-Karim adalah salah satu sifat Allah Azza wa Jalla dan Nama-Nya. Ini adalah zat yang memiliki banyak kebaikan, sangat murah hati dan murah hati. Karunia-Nya tidak pernah habis. Dia benar-benar Makhluk Tertinggi.
al-Karîm adalah nama yang mencakup semua kebaikan, kemuliaan dan kebajikan. Nama ini juga mengumpulkan segala sesuatu yang terpuji. Allah Azza wa Jalla memiliki nama al-Karîm (Maha Suci), yang dalam segala perkataannya berarti Maha Suci, Tuhan yang memiliki singgasana yang mulia dan agung.
Jika kita telaah nama al-Karîm dalam Al-Qur’an, nama Allah Azza wa Jalla yang agung ini diulang dua kali. Pertama dalam surat ke-Naml/27:40:
ف murah هَذَ فَضْ فَضْ ِي murah ِيَ ِي bers kata فيفْ ويفْ و pِate و pِate و pِate ف pِate ف pِate ف pِate ف pِate ف pِate ف pِate ف pِ.
“Ketika Sulaiman melihat singgasana di hadapannya, dia berkata: ‘Ini adalah hadiah dari Tuhanku, untuk mengujiku apakah aku mensyukuri atau mengingkari (nikmatnya).’
Dan barang siapa yang bersyukur, sesungguhnya dia mensyukuri (kebaikan) dirinya dan barang siapa yang mengingkari, maka sesungguhnya Tuhanku adalah kerajaan, mulia.”
Ayat kedua, dalam surat al-Infithar/82:6: Allah Azza wa Jalla berfirman:
الْإِنْسَانُ مَا غَرَّكَ بِرَبِّكَ الْكَرِيمِ
“Hai manusia, apa yang menipu kamu (bertindak durhaka) terhadap Tuhanmu Yang Maha Pemurah?” Pada ayat dari Surat sampai Naml di atas, Allah Azza wa Jalla sedang meriwayatkan sabda Nabi Sulaiman Alaihissalam saat menyaksikan bentuk istana Ratu Balqis sebelum dia menjadi.
Karunia Allah Azza wa Jalla dinilai oleh Nabi Sulaiman untuk menguji rasa syukurnya kepada Allah Azza wa Jalla atas segala nikmat yang diberikan kepadanya. Kemudian ayat ini diakhiri dengan dua nama agung Allah Azza wa Jalla, al-Ghani (yang paling kaya) dan al-Karîm (yang paling mulia).
Kedua nama ini terkait erat dengan konteks asli ayat tersebut. Jika mau bersyukur, sikap ini tidak akan menambah harta Allah Azza wa Jalla, karena Allah Maha Kaya. Sebaliknya barang siapa yang tidak mau bersyukur tidak akan mengurangi harta Allah Azza wa Jalla.
Demikian pula barang siapa yang bersyukur akan mendapat balasan dari al-Karîm (Yang Maha Pemurah) dengan pahala yang berlipat ganda. Dan barang siapa yang tidak bersyukur, maka Allah SWT akan selalu memberinya makanan. Inilah yang Firman Tuhan katakan:
إِنْ تَكْفُرُوا فَإِنَّ اللَّه tidak
“Jika kamu kafir, maka sesungguhnya Allah kaya padamu (tidak membutuhkanmu) dan Dia tidak menyetujui kekafiran hamba-hamba-Nya; dan jika Anda bersyukur, dia pasti akan menghargai rasa terima kasih itu untuk Anda.” [az-Zumar/39:7]
Barangsiapa yang bersyukur, maka dia benar-benar bersyukur atas dirinya sendiri, dan barang siapa yang mengingkari (tidak bersyukur), sesungguhnya Allah Azza wa Jalla Maha Kaya lagi Maha Mulia. Allah Azza wa Jalla tidak memberi karena Dia membutuhkan makhluk, tetapi karena Allah Azza wa Jalla memiliki nama al-Karim (Maha Pemurah).
Mengenai ayat Surah Al Infithar, Allah Azza wa Jalla bertanya kepada manusia apa yang membuat mereka selalu bermaksiat kepada Allah Azza wa Jalla. Padahal, Allah Azza wa Jalla selalu melimpahkan berbagai nikmat dan rahmat kepada mereka. Karena Allah Maha Penyayang kepada semua orang. Tidak pantas bagi orang untuk bertindak seperti ini karena Allah adalah al-Karim (Penyayang) terhadap mereka.
Al Karîm adalah mulia dalam segala hal, yang sangat dermawan dan baik baik diminta atau tidak. Nama al-Karîm menunjukkan kesempurnaan keagungan Allah Azza wa Jalla pada hakikatnya dan segala sifat dan perbuatan-Nya:
- Allah Azza wa Jalla adalah yang paling mulia di Dzat-Nya. Tidak ada cacat sedikit pun pada hakikat Allah Azza wa Jalla. Bahkan, Allah adalah yang paling indah.
- Allah Azza wa Jalla adalah yang paling mulia di semua atribut-Nya. Tidak ada yang buruk di dalam Allah. Sesungguhnya Sifat-sifat Allah itu sempurna dalam segala maknanya.
- Allah Azza wa Jalla juga yang paling mulia dalam semua perbuatannya.
Tidak ada kesalahan dalam perbuatan Allah Azza wa Jalla. Sesungguhnya segala amalan Allah Azza wa Jalla penuh dengan hikmah yang jauh jangkauannya. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah Rahimahullah berkata: “Nama Allah al Karîm mengandung arti kemurahan hati, juga arti keluhuran dan keluhuran serta berarti kelembutan dan kebaikan.”
Imam Ibnul Qayyim Rahimahullah berkata: “Seluruh arti al karim adalah zat yang suka memberi banyak kebaikan dengan sangat mudah dan mudah. Lawannya, manusia kikir yang sangat sulit dan jarang menghasilkan kebaikan”
Di antara makna al Karîm, Allah Azza wa Jalla berbuat baik kepada semua makhluk tanpa ada kewajiban yang harus mereka lakukan. Segala kebaikan yang dilimpahkan Allah Azza wa Jalla kepada makhluk hanyalah semata-mata karena kemurahan-Nya terhadap makhluk.
Kemudian Allah SWT sebagai (cermin) sifat Carom-Nya melimpahkan hak yang harus tunduk kepada-Nya. Allah Azza wa Jalla mengampuni dosa hamba yang lalai dalam menunaikan kewajibannya kepada Allah. Karena nama Allah al Karim berjalan beriringan dengan nama Allah al-‘Afuww (Maha Pengampun), sebagaimana sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam berikut ini:
عَنْ عَ قَقَ قُلْتُ رَسُولَ ا عَ عَ عَ أَيُّ َيْ َيْ ا ا ا ا فِيهَ ا ا ا ا ا ا ا ا ا ا ا الََُّمَّ فَ فَ
Dari ‘Aisyah radhiallahu ‘anha dia berkata: “Wahai Rasulullah, bagaimana menurutmu jika aku tahu malam Lailatul Qadar, apa yang akan aku katakan?” Dia berkata: “Katakanlah: Ya Allah, Anda benar-benar pemaaf, Maha Mulia, Anda menyukai pengampunan, jadi maafkan saya.” [HR. at Tirmidzi 5/534, dan dishahîhkan al-Albâni]
Selain itu, jika seseorang menyesali kesalahannya,
Allah Azza wa Jalla menghapus dosa-dosanya dan mengganti kesalahannya dengan kebaikan.
Allah Azza wa Jalla berfirman:
إِلَّا مَنْ تَابَ وَآَمَنَ وَعَمِلَ عَمَلogn
“Kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman, dan beramal saleh; maka kejahatan mereka akan digantikan oleh kebajikan oleh Tuhan. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” [al-Furqân/25:70]
Demikian pula Allah selalu memberikan Azza wa Jalla sebagai cerminan Karma-Nya tanpa henti memberi. Allah Azza wa Jalla berfirman:
اللَّهَ سَخَّرَ لَكُمْ مَا ف di atas
“Apakah kamu tidak melihat bahwa Allah (untuk kepentingan)
apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi, dan menyempurnakan nikmatnya untukmu lahir dan batin.” [Luqmân/31:20]
Demikian pula sebagai bentuk Karom-Nya, Allah memberikan nikmat kepada Azza wa Jalla sejak awal, bahkan tanpa diminta. Allah Azza wa Jalla berfirman:
Amin
“Dan berapa banyak hewan yang tidak membawa makanannya sendiri. Allah-lah yang memberinya makan dan kamu, dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” [al-‘Ankabût/29:60]
Sebagai cerminan dari sifat Karom-Nya yang lain, Allah memberikan berbagai kebaikan kepada Azza wa Jalla tanpa mengharapkan balasan, karena Allah Azza wa Jalla maha pengasih. Allah Azza wa Jalla berfirman:
ony
“Saya tidak menginginkan makanan dari mereka dan saya tidak ingin mereka memberi saya makan. Sesungguhnya Allah Maha Pemelihara, Yang memiliki kekuatan dan sangat tabah.” [Adz-Dzâriyât/51:57-58]
Termasuk juga dalam pengertian al-Karîm, Allah Azza wa Jalla memerintahkan hamba-Nya untuk meminta kepada-Nya dan berjanji akan mengabulkan permintaan mereka. Mereka bahkan melaporkan hadiah lain yang melampaui permintaan mereka.
Sebaliknya, dia akan marah kepada orang yang tidak berdoa kepadanya. Karena Allah adalah Yang Maha Pemurah. Allah Azza wa Jalla berfirman:
ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ إِنَّ الَّذِينَ يَسْpemilihan
“Dan Tuhanmu berkata: ‘Berdoalah kepadaku, aku pasti akan mengizinkanmu. Sesungguhnya orang-orang yang sombong dalam beribadah kepada-Ku akan masuk ke dalam Neraka Neraka dalam keadaan hina.” [Ghâfir/40:60]
Jadi pada hakekatnya arti dari nama al karim adalah yang memiliki segala macam kebaikan dan keagungan dan keutamaan.
Orang yang masih dalam perjalanan pasti ingin menuju Allah swt. Dia terpesona dengan kondisi mereka yang telah tiba. Terkadang ada rasa tidak sabar untuk bersatu untuk mencapai tujuan.
Perasaan tidak sabar akan menimbulkan harapan atau cita-cita seseorang untuk membantu mengangkatnya. Orang yang diharapkan bisa terdiri dari mereka yang sudah datang atau juga mengharapkan wali dan malaikat gaib.
Sekian pembahasan tentang pengertian Al Karim. Semoga dapat memperluas pengetahuan kita bersama sehingga menjadi bahan pengetahuan yang bermanfaat bagi kita semua.
Baca juga: